Kamis, 05 Januari 2012

Tokubetsu no Bentō

Title                 : Tokubetsu no Bentō ( Bekal Spesial )
Author            : Nozomu Anzu a.k.a Feny Oktaviany
Cast                 : Nozomu Anzu, Nakajima Yuto, Hanazawa Fumie, Morimoto Ryutaro,                         Takada Hime
Genre              : Romance, a little comedy~
Type                : OneShoot
Warning         : Cerita rada aneh, penulisan kurang baik, ke an huruf, EYD tidak sesuai, etc. Pokoknya kalau ada kekurangan mohon diberitahu~ Karena author masih tahap belajar menulis.
Create Date    : Selasa, 3 Januari 2012
Post Date       : Kamis, 5 Januari 2012

~DOUZO~

“Kamu!!!”teriak sensei tiba-tiba. Anzu bangun dari lamunannya karena kaget.
“Kamu maju ke depan!”ucap sensei menatap siswanya dengan tatapan tajam. Anzu menunjuk dirinya.
“Saya?”Anzu mulai ketakutan. Pertama kalinya Anzu ditegur guru gara-gara melamun. Apalagi ini pelajaran bahasa dan sastra Jepang.
“Bukan. Tapi, teman dibelakangmu itu.”sensei pun menghampiri ke meja Nakajima Yuto, yang duduk dibelakang Anzu. Anzu pun sedikit tenang sambil mengelus dadanya. Ya, karena kaget.
“Yuto! Cuci muka sana!”perintah sensei. Yuto pun berusaha mengumpulkan nyawanya dan segera beranjak ke toilet.
“Hai’, sensei!”

---

“Syukurlah. Kau tau Fumie? Aku serasa mau pingsan di tempat!”ucapnya sambil membuka bekal makan siangnya. Begitu juga Fumie yang ada didepannya.
“Iya. Tadi ekspresi wajahmu lucu banget. Eeeh? Sushi? Mauuuuu!”teriak Fumie bersemangat melihat sushi di depan matanya. Anak ini memang maniak dengan makanan yang satu ini.
“Ah, tanpa ekspresi seperti itu aku juga sudah lucu. Bekalmu seperti biasa ya. Mau juga!”Anzu pun mengambil beberapa udon goreng. Menambah selera makan.
“Itadakimasu!”ucap keduanya bersemangat.
“Hmm, Anzu! Tadi melamun mikirin siapa, sih?”tanya Fumie sambil mengambil sushi.
“Seseorang yang... Yah, sepertinya kau tau, Fumie!”mendadak Anzu mulai terbawa suasana.
“Eh? Ryutaro, bukan?”Fumie terlihat kaget.
“Tepat! Kenapa? Kok kaget?”
“Tidak apa-apa. Terusin makannya. Keburu bel nanti.”ucap Fumie menatap bekal makanan Anzu lagi. Kosong. Anzu hanya kaget dan menatap Fumie dengan tatapan membunuh.
“FUMIEEEEE!”teriak Anzu. Fumie hanya tertawa.

---

“Anzu, sepertinya kau harus pulang sendiri. Aku mau langsung pergi ke rumah obaa-san.”Fumie menghampiri meja Anzu.
“Iya. Tidak apa-apa.”ucap Anzu sambil membereskan mejanya. Setelah itu pergi keluar kelas bersama Fumie.
“Eh, lewat sini saja!”seru Anzu sambil menunjuk ke arah kiri.
“Lebih dekat ke sini tau!”ucap Fumie. Anzu sudah menarik tangan Fumie. Fumie pun tau tujuannya, ingin melihat kelasnya Ryutaro. Koridor sekolah masih ramai. Fumie dan Anzu tidak sengaja mendengar percakapan 3 orang siswi. Karena telinga Anzu yang peka, apalagi mendengar nama pujaan hatinya, Ryutaro. Anzu pun berjalan pelan. Pelan sekali.
“Sebaiknya kau membuat bentō besok. Ryutaro pasti suka! Lalu, kau nyatakan cinta kepadanya.”ucap siswi satu.
“Benarkah? Aku pasti akan membuatnya!”ucap siswi 2.
“Ayo, Hime! Kau pasti bisa!”kedua temannya itu pun memberi semangat. Anzu pun memahami dan berjalan cepat.
“Fumie! Kau dengar kan tadi? Aku juga akan membuatkannya makan siang terenak daripada di restoran!”
“Mau aku bantu?”Fumie menawarkan bantuan. Tak sadar mereka sudah mencapai depan gerbang sekolah.
“Tidak usah. Doakan aku ya, Fumie!”Anzu menatap wajah Fumie dengan penuh harapan.
“Iya! Ganbatte ne! Jaa.. mata ne.”Fumie pun membalikkan badannya.
“Jaa!”Anzu pun masih bingung dengan ekspresi Fumie tadi.
“Apakah ia sedang sakit? Atau ia juga menyukai Ryu?”batin Anzu sambil berjalan menunduk. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Pasti ia sedang ada masalah. Baiklah besok aku akan menanyakannya.”Anzu mengangkat kepalanya dan...
Bugh!
“Sumimasen!”Anzu pun meminta maaf karena menabrak seorang pemuda yang berjalan di depannya. Anzu menatap pemuda itu.
“Makanya kalau jalan lihat-lihat. Jangan menunduk terus. Kau ini sudah pendek jalan menunduk.”ejek lelaki itu. Anzu pun kesal.
“Aku memang pendek. Iya aku salah. Diam dan jangan meledekku lagi!”ucap Anzu sambil berjalan cepat. Lelaki itu malah mengikutinya.
“Kau marah? Hehehe. Aku hanya bercanda kok.”ucap lelaki itu. Akrab sekali. Sepertinya mereka sudah kenal lama.
“Selalu kau bilang begitu. Jangan sering tidur terus dong. Aku jadi ikut kaget kalau sensei memanggilmu.”protes Anzu.
“Lah? Mengapa jadi kau yang kaget? Kan aku yang diomeli. Kau saja yang melamun terus memikirkan Ryutaro. Iya kan?”Anzu pun berhenti melangkah dan menatap pemuda yang ternyata duduk dibelakang Anzu, Nakajima Yuto.
“Tau darimana kau?”tanya Anzu dengan penuh menyelidik.
“Kau sering membicarakannya dengan Fumie. Walaupun aku tidur dibelakangmu, telingaku tidak tidur.”ucap Yuto sambil tertawa. Pipi Anzu berubah menjadi berwarna merah merona.
“Wajahmu merah tuh. Ahahaha.”
“Sssttt. Kau ini dari dulu selalu mengejekku, menertawakanku. Kenapa sih?”Anzu pun kembali berjalan.
“Habis kau lucu dan seru buat diledekin.”
“Terserahlah. Aku mau cepat pulang.”ucap Anzu sambil berlari. Daripada terus-terusan diejek sebaiknya pulang saja.

---

06:00 A.M
“Aaaahh Sugoii bentō!!! Sayang untuk dimakan.”ucap Anzu sambil menatap kotak bekal makanan favoritnya. Isinya adalah nasi bentuk wajah anak laki-laki (baca : wajah Ryutaro) dengan bermacam-macam sayuran, udang goreng dan chicken katsu. Membuat selera Anzu naik. Tetapi Anzu merasakan ada yang aneh pada bentuk wajah nasinya.
“Sepertinya wajah ini mirip... Ah sudahlah. Lupakan, Anzu!”Anzu pun menutup bekal buatannya dan segera bersiap-siap untuk ke sekolah.

---

“O-ha-you, Fumie-chan! Ogenki desuka?”Anzu menyapa Fumie dengan riang di koridor sekolah.
“Ohayou, Anzu. Genki desu. Eh, ada apa nih? Sepertinya kau bahagia sekali.”tanya sahabatnya itu.
“Ayo cepat ke kelas! Nanti aku beritahu.”lagi-lagi Anzu menarik tangan Fumie dan sampailah mereka ke dalam kelas.
“Bentō untuk Ryutaro sudah jadi!”ucap Anzu riang.
“Benarkah? Boleh aku melihatnya?”tanya Fumie sambil menarik kotak makanan itu.
“Jangan! Yang boleh lihat hanya Ryutaro seorang~”
“Ah, kau ini. Jadi laper nih. Kau sih!”ucap Fumie sedikit kesal.
“Hehe. Gomen ne! Sekali-kali kau tidak lihat bekalku.”
“Iya, iya tidak apa.”ucap Fumie pasrah.

---

“Aku harus cepat!”setelah sensei keluar kelas, Anzu pun ikut keluar tanpa sepengetahuan Fumie.
“Gara-gara sensei nih ngajarnya lama banget! Aku jadi telat.”sampailah Anzu ke kelas Ryutaro. Banyak juga yang memberi Ryu bentō. Anzu jadi nervous untuk masuk ke kelasnya Ryu.
“Semoga berhasil! Faitoo!”Anzu pun masuk ke dalam kelas. Tetapi...
“Ooishi! Ini kau yang buat, Hime?”tanya Ryutaro. Langkah Anzu terhenti.
“Iya. Kau menyukainya?”tanya Hime tersenyum.
“Iya. Sangat menyukainya. Besok kau buat lagi ya!”pinta Ryutaro.
“Pasti!”
“Sugoii, Hime!”
“Jadi kau menerima Hime dong jadi pacarmu?”siswa lain mengerubungi meja Ryutaro dan menanyakannya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
Sedangkan perempuan yang kini berdiri di depan pintu kelas Ryutaro itu pun seperti kehilangan harapan. Harapan untuk mengenal Ryutaro. Anzu pun melangkah mundur dan berlari ke atap sekolah. Tempat ia menyendiri. Putus asa, itulah yang dirasakan Anzu sekarang. Semangatnya hilang.
Anzu meletakkan bekal di sebelahnya dan memeluk kakinya sambil menunduk.
“Baka! Seharusnya aku tidak usah berharap banyak. Aku tidak usah mengenal Ryutaro sekalian.”Anzu pun menangis terisak. Sakit hatinya melihat kejadian tadi. Anzu merasa masa bodoh dengan bel yang berbunyi.
“Itadakimasu!!!”ucap seorang lelaki.
“Hmm... Ooishi~ Bolehkah bekal ini untukku?”suara itu membuat Anzu kaget.
“Yuto”batin Anzu.
“Boleh ya? Aku laper banget nih!”seru Yuto bersemangat dan duduk disamping Anzu.
“I..Iya!”
“Angkat wajahmu. Kau ini suka sekali menunduk.”
“Anzu, lihat aku atau kotak bekal ini ku bawa pulang.”ucap Yuto mengancam. Seperti anak kecil memang.
“Jangan...”ucap Anzu sambil menunduk ke arah Yuto. Yuto pun mengangkat wajah Anzu dan mengusap pipi Anzu. Menghapus air mata Anzu.
 “Nah, sekarang senyum ya! Enggak enak nih kalau makan sambil melihat orang menangis.”Yuto pun mengambil bekal makanannya dan kembali makan.
“Emang makanannya enak ya?”tanya Anzu.
“Kau mau? Ayo makan sama-sama!”Yuto pun memberikan sumpit ke Anzu. Anzu mencobanya.
“Pedes ya. Sepertinya ladanya kebanyakan.”Anzu pun tertawa sambil menangis ketika mencoba chicken katsu yang ia buat sendiri.
“Kalau sayuran sama udangnya enak.”lanjut Yuto. “Oh iya, tadi kok nasinya lebih mirip wajahku ya?”
“Pede banget. Ini tuh wajahnya...”
“Iya aku tau. Hahaha. Tapi tidak ada mirip-miripnya dengan orang itu.”Yuto pun tertawa. “Sini pinjam lagi sumpitmu.”
“Aku lapar juga tau!”
“Oke kalau begitu, buka mulutmu. Aaaa...”
“Eh? Baka!”
“Ya sudah...”
“Iya nih. Aaaa...” Yuto pun menyuapi Anzu.
“Pinter! Hahaha.”
“Hei! Aku kan bukan anak ba...!”lagi-lagi, Yuto memasukkan udang ke mulut Anzu.
“Cepat makan! Jangan bawel.”ucap Yuto. Anzu pun tertawa pelan. Bekal itu pun habis.
“Gochisousamadeshita~”ucap Anzu dan Yuto. Anzu pun mengambil kotak bekalnya dari tangan Yuto dan membereskannya.
“Yuto... Hontou ni arigatou gozaimasu!”
“Hmm... Dou itahimashite. Besok buat lagi ya. Untukku!”seru Yuto sambil berdiri.
“Hai’!” Anzu pun tersenyum. “Eh?! Untukmu? Tidak mauuu!”
“Kau sudah bilang iya. Ahahaha.”
“Huh, dasar!”
“Aku juga mengatakan ‘iya’ untukmu”
“Maksudnya?”
“Kembali ke kelas. Hahaha.”Yuto pun tertawa.
“Huh, enggak jelas!”

---

“Anzu! Kemana saja kau ini? Aku mengkhawatirkanmu tau! Untungnya Yabu Sensei tidak masuk hari ini.”omel Fumie. “Eh? Kau habis menangis ya?”
“Ah, sudahlah Fumie. Jangan mengomeliku.”
“Bentō-mu?”Fumie pun merebut kotak makanan Anzu.
“Kosong. Kau berhasil ya? Wahh! Omedetou ne!”Fumie pun menyalami Anzu.
“Iya. Berhasil habis. Tapi dimakan oleh anak itu tuh yang ada di belakangku.”
“Eh? Kok bisa?”Fumie pun bingung. Akhirnya, Anzu menceritakan semuanya.
“Oooh.. Sou desu. Gomen ne.”
“Eh? Kok minta maaf? Apa salahmu?”
“Sebenarnya kemarin aku pengen ngomong supaya kamu jangan bikin bekal untuknya. Tapi, aku tidak mau merusak harapanmu. Yaudah deh.”ucap Fumie.
“Daijoubu, Fumie-chan!!”
“Oh iya, Aku lupa mengatakan sesuatu.”
“Apa lagi, Fumie?”
“Katanya kalau perempuan memberi bentō kepada seorang laki-laki tandanya perempuan itu lagi menyatakan cintanya.”Anzu pun mengingat dialog sebelum pergi ke kelas.
“Aaaaahh jadi...”
“Hahahaha. Kau menyatakan cinta pada Yuto!”
“APAAA?!”wajah Anzu sempat merah merona sambil melihat lelaki yang berasa di belakang bangkunya. Yuto sempat mendengar dan tersenyum di dalam tidurnya.
“Anzu bodoh. Baru sadar.”

---

“Kau sering membicarakannya dengan Fumie. Walaupun aku tidur dibelakangmu, telingaku tidak tidur.”

---

“Hmm... Dou itahimashite. Besok buat lagi ya. Untukku!”seru Yuto sambil berdiri.
“Hai’!” Anzu pun tersenyum. “Eh?! Untukmu? Tidak mauuu!”
“Kau sudah bilang iya. Ahahaha.”
“Huh, dasar!”
“Aku juga mengatakan ‘iya’ untukmu”
“Maksudnya?”
“Kembali ke kelas. Hahaha.”Yuto pun tertawa.
“Huh, enggak jelas!”


~OWARI~

Butuh comment. FF OneShoot ke-3 (sepertinya). Doki-doki sendiri nulisnya xD Arigatou Gozaimasu, Minna-san !!!

Tokubetsu no Bentō©2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar